Pages

Sabtu, 26 Februari 2011

WINSTON CHURCHILL

The Right Honourable Sir Winston Churchill,
KG OM CH TD FRS PC
Winston Churchill

Masa jabatan
26 Oktober 1951–7 April 1955
Penguasa monarkiGeorge VI
Elizabeth II
DeputiAnthony Eden
PendahuluClement Attlee
PenggantiAnthony Eden
Masa jabatan
10 Mei 1940–27 Juli 1945
Penguasa monarkiGeorge VI
DeputiClement Attlee
PendahuluNeville Chamberlain
PenggantiClement Attlee

Masa jabatan
6 November 1924–4 Juni 1929
Perdana MenteriStanley Baldwin
PendahuluPhilip Snowden
PenggantiPhilip Snowden

Masa jabatan
19 Februari 1910–24 Oktober 1911
Perdana MenteriHerbert Henry Asquith
PendahuluHerbert Gladstone
PenggantiReginald McKenna

Lahir30 November 1874
Blenheim, Oxfordshire,
Inggris, Britania Raya
Meninggal24 Januari 1965 (umur 90)
Hyde Park, London,
Inggris, Britania Raya
Tempat persemayamanSt Martin's Church, Bladon, Inggris, Britania Raya
KebangsaanBritania Raya
Partai politikKonservatif
(1900–1904, 1924–1964)
Liberal (1904–1924)
Suami/IstriClementine Churchill
RelasiPamela Harriman, daughter-in-law
AnakDiana Churchill
Randolph Churchill
Sarah Tuchet-Jesson
Marigold Churchill
Mary Soames
Tempat tinggal10 Downing Street (resmi)Chartwell (pribadi)
AlmamaterHarrow School, Royal Military Academy Sandhurst
ProfesiAnggota Parlemen, negarawan, tentara, wartawan, sejarahwan, penulis, pelukis
Tanda tanganTanda tangan Winston
The Right Honourable Sir Winston Churchill,
KG OM CH TD FRS PC
Winston Churchill

Masa jabatan
26 Oktober 1951–7 April 1955
Penguasa monarkiGeorge VI
Elizabeth II
DeputiAnthony Eden
PendahuluClement Attlee
PenggantiAnthony Eden
Masa jabatan
10 Mei 1940–27 Juli 1945
Penguasa monarkiGeorge VI
DeputiClement Attlee
PendahuluNeville Chamberlain
PenggantiClement Attlee

Masa jabatan
6 November 1924–4 Juni 1929
Perdana MenteriStanley Baldwin
PendahuluPhilip Snowden
PenggantiPhilip Snowden

Masa jabatan
19 Februari 1910–24 Oktober 1911
Perdana MenteriHerbert Henry Asquith
PendahuluHerbert Gladstone
PenggantiReginald McKenna

Lahir30 November 1874
Blenheim, Oxfordshire,
Inggris, Britania Raya
Meninggal24 Januari 1965 (umur 90)
Hyde Park, London,
Inggris, Britania Raya
Tempat persemayamanSt Martin's Church, Bladon, Inggris, Britania Raya
KebangsaanBritania Raya
Partai politikKonservatif
(1900–1904, 1924–1964)
Liberal (1904–1924)
Suami/IstriClementine Churchill
RelasiPamela Harriman, daughter-in-law
AnakDiana Churchill
Randolph Churchill
Sarah Tuchet-Jesson
Marigold Churchill
Mary Soames
Tempat tinggal10 Downing Street (resmi)Chartwell (pribadi)
AlmamaterHarrow School, Royal Military Academy Sandhurst
ProfesiAnggota Parlemen, negarawan, tentara, wartawan, sejarahwan, penulis, pelukis
Tanda tanganTanda tangan Winston

Winston Churchill

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
The Right Honourable Sir Winston Churchill,
KG OM CH TD FRS PC
Winston Churchill

Masa jabatan
26 Oktober 1951–7 April 1955
Penguasa monarkiGeorge VI
Elizabeth II
DeputiAnthony Eden
PendahuluClement Attlee
PenggantiAnthony Eden
Masa jabatan
10 Mei 1940–27 Juli 1945
Penguasa monarkiGeorge VI
DeputiClement Attlee
PendahuluNeville Chamberlain
PenggantiClement Attlee

Masa jabatan
6 November 1924–4 Juni 1929
Perdana MenteriStanley Baldwin
PendahuluPhilip Snowden
PenggantiPhilip Snowden

Masa jabatan
19 Februari 1910–24 Oktober 1911
Perdana MenteriHerbert Henry Asquith
PendahuluHerbert Gladstone
PenggantiReginald McKenna

Lahir30 November 1874
Blenheim, Oxfordshire,
Inggris, Britania Raya
Meninggal24 Januari 1965 (umur 90)
Hyde Park, London,
Inggris, Britania Raya
Tempat persemayamanSt Martin's Church, Bladon, Inggris, Britania Raya
KebangsaanBritania Raya
Partai politikKonservatif
(1900–1904, 1924–1964)
Liberal (1904–1924)
Suami/IstriClementine Churchill
RelasiPamela Harriman, daughter-in-law
AnakDiana Churchill
Randolph Churchill
Sarah Tuchet-Jesson
Marigold Churchill
Mary Soames
Tempat tinggal10 Downing Street (resmi)Chartwell (pribadi)
AlmamaterHarrow School, Royal Military Academy Sandhurst
ProfesiAnggota Parlemen, negarawan, tentara, wartawan, sejarahwan, penulis, pelukis
Tanda tanganTanda tangan Winston Churchill
Sir Winston Leonard Spencer Churchill (lahir di Oxfordshire, Inggris, 30 November 1874 – meninggal 24 Januari 1965 pada umur 90 tahun) adalah tokoh politik dan pengarang dari Inggris yang paling dikenal sebagai Perdana Menteri Britania Raya sewaktu Perang Dunia Kedua. Peranannya sebagai ahli strategi, orator, diplomat dan politisi terkemuka menjadikan Churchill salah satu dari tokoh paling berpengaruh di sejarah dunia. Pada tahun 1953, Churchil dianugrahkan penghargaan Nobel di bidang literarur karena sumbangan yang ia berikan dalam buku-buku karangannya mengenai bahasa inggris dan sejarah dunia.

Daftar isi

[tampilkan]

[sunting] Masa kecil

Nama keluarga Churchill yang sebenarnya adalah Spencer-Churchill (karena ia mempunyai hubungan darah dengan keluarga Spencer), tetapi dimulai dengan ayahnya, Lord Randolph Churchill, seluruh keluarganya mulai menggunakan nama keluarga Churchill.
Winston Churchill adalah keturunan dari keluarga Churchill pertama yang dikenal luas, John Churchill, Duke Marlborough pertama. Ayah Winston, Lord Randolph Churchill, adalah tokoh politik yang juga merupakan anak ketiga dari John Spencer-Churchill, Duke Marlborough ke-7. Ibu Winston adalah Lady Randolph Churchill (Jennie Jerome), putri dari jutawan Amerika Leonard Jerome.
Winston Churchill dilahirkan di Blenheim Palace di Woodstock, Oxfordshire; ia dilahirkan tanpa persiapan ketika ibunya mulai mengalami kontraksi ketika sedang bepergian di kereta kuda.
Seperti anak laki-laki lain yang berasal dari kelas atas di masa itu, masa kecilnya kebanyakan dihabiskan di asrama sekolah. Salah satu anekdot yang tersebar luas adalah cerita sewaktu Churchill menulis ujian masuk ke Sekolah Harrow. Ketika ujian bahasa Latin, ia hanya menulis titel, namanya, nomor 1 dan titik. Meskipun ia diterima masuk, ia ditempatkan di kelas untuk murid yang tidak berprestasi, pelajaran dikonsentrasikan ke bahasa Inggris, bidang pelajaran yang dikuasai dengan sangat baik oleh Churchill. Sekarang, setiap tahun, sekolah Harrow memberikan penghargaan Churchill (Churchill essay-prize) untuk karangan yang membahas topik yang telah ditentukan sebelumnya oleh kepala bagian bahasa Inggris.
Ibunda Churchill (dikenal pada waktu itu sebagai Lady Randolph) jarang mengunjungi putranya, meskipun begitu Churchill sangat mencintai dan mengagumi ibunya. Churchill sering menulis surat, meminta ibunya untuk datang menjenguk atau meminta ayahnya agar membiarkan ia pulang ke rumah. Setelah Winston dewasa, hubungan antara Winston dan ibunya menjadi lebih dekat, sehingga hubungan mereka lebih mirip dengan hubungan kakak-beradik dan persahabatan yang erat.
Hubungan antara Churchill dan ayahnya tidaklah erat, meskipun begitu ia selalu mengikuti karier ayahnya. Pada tahun 1816, dia memproklamasikan, "Ayah saya adalah kanselir keuangan (Chancellor of the Exchequer) dan satu hari nanti, akupun akan melakukan hal yang sama." Ia tidak mempunyai banyak teman sewaktu kecil dan hal ini selalu teringat olehnya. Churchill sangat dekat dengan pengasuhnya, Elizabeth Anne Everest, dan sangat sedih sewaktu ia meninggal pada 3 Juli, 1895. Churchill membayar biaya pemakamannya di City of London Cemetery and Crematorium.
Prestasinya di Harrow tidak memuaskan, Churchill sering dihukum karena nilainya yang buruk dan dianggap tidak berusaha untuk belajar lebih baik. Perilakunya yang independen dan sifatnya yang sering memberontak menjadi halangan untuk mempelajari mata pelajaran klasik seperti bahasa Latin dan sejarah Yunani kuno. Meskipun demikian ia menunjukan bakat besarnya di mata pelajaran lain, seperti sejarah, dimana ia sering mendapatkan nilai terbaik. Churchill sering dianggap, terutama kare ia sendiri beranggap begitu, gagal untuk berprestasi di sekolah. Akan tetapi dia pernah berprestasi dengan menjuarai pertandingan anggar di sekolah.
Churchill pernah menjadi anggota freemason sekitar tahun 1895, beberapa saat setelah ayahnya meninggal sampai sekitar tahun 1912.

[sunting] Dinas Militer

Churchill menghadiri akademi militer di Sandhurst. Setelah lulus pada umur 20 tahun, Churchill bergabung dengan tentara sebagai Subaltern (mirip dengan pangkat letnan) di regimen kavaleri Hussar IV (dengan nama regimen Queen's Own). Regimen ini ditempatkan di Bengaluru, India. Setelah ia tiba di India, Churchill mengalami cedera di bahunya.
Di India, Churchill menghabiskan sebagian besar waktunya bermain polo. Situasi ini tidak memuaskan Churchill yang masih muda dan haus pengalaman militer. Ia mulai mencari kesempatan untuk bisa bergabung dalam perang. Tahun 1895, Churchill dan Reggie Barnes mendapatkan izin pergi ke Kuba untuk menjadi pengamat perang antara prajurit Spanyol dan gerilyawan Kuba. Churchill juga mendapatkan komisi untuk menjadi koresponden surat kabar Daily Graphic. Churchill sangat gembira ketika ia terlibat dalam baku tembak untuk pertama kali pada ulang tahunnya yang ke 21. Sewaktu dalam perjalanan ke Kuba, ia sempat mengunjungi Amerika Serikat untuk pertama kalinya dan diperkenalkan ke komunitas New York oleh teman dekat ibunya, Bourke Cockran.
Pada tahun 1897 Churchill mencoba untuk mengunjungi Perang Yunani-Turki akan tetapi perang ini berakhir sebelum ia tiba di medan perang. Karena itu ia memutuskan untuk mengambil cuti dan berlibur di Inggris. Begitu ia mendengar mengenai pemberontakan Pathan di North West Frontier, India (sekarang merupakan daerah Pakistan), ia langsung kembali ke India untuk berpartisipasi dalam perang untuk mengakhiri pemberontakan tersebut.
Sir Bindon Blood, pemimpin dari pasukan expedisi yang ditugaskan untuk melawan pemberontak Pathan, telah menjanjikan Churchill bahwa ia dapat ikut serta di konflik ini. Sewaktu bertugas di pasukan expedisi selama enam minggu, Churchill juga menulis artikel untuk surat kabar The Pioneer dan The Daily Telegraph untuk 5 poundsterling per artikel. Bulan Oktober tahun 1897, Churchill kembali ke Inggris. Buku pertamanya mengenai konflik diatas, The Story of Malakand Field Force, diterbitkan pada bulan Desember.
Secara resmi Churchill masih ditempatkan di India, tapi ia berhasil mendapat izin cuti jangka panjang. Oleh karena itu, Churchill dapat meluangkan waktunya untuk berusaha agar dipilih sebagai prajurit yang akan dikirim untuk kembali menguasai Sudan, pasukan ini dipilih dan akan dipimpin oleh Horatio Kitchener. Kitchener sebenarnya tidak menginginkan Churchill sebagai pasukannya, akan tetapi Churchill meggunakan koneksinya sehingga Perdana Menteri Robert Arthur Talbot Gascoyne-Cecil mengirim telegram ke Kitchener. Pada akhirnya, Churchill berhasil mendapat posisi di 21st Lancers -- pasukan yang dipilih langsung oleh Departemen Peperangan (War Office), dan bukan Kitchener. Ia juga menjadi koresponden perang bagi surat kabar Morning Post dengan upah 15 poundsterling per artikel. Churchill ikut serta dalam serbuan kavaleri (cavalry charge) Inggris yang terakhir dalam pertempuran di Omdurman. Bulan Oktober 1898, Churchill telah kembali ke Inggris dan mulai menulis buku The River War yang diterbitkan dalam dua volume di tahun berikutnya.
Di tahun 1899 Churchill meninggalkan dinas militer dan memutuskan untuk menitis karier di parlemen. Ia menjadi kandidat bagi partai konservatif di Oldham akan tetapi hanya bisa menduduki tempat ketiga dalam pemilihan tersebut, sementara Oldham pada waktu itu hanya mempunyai kuota untuk dua kursi.
Tanggal 12 Oktober 1899, Perang Boer kedua dimulai di Afrika Selatan, yang melibatkan Britania dan Afrikaners. Churchill menjadi koresponden perang untuk Morning Post selama empat bulan dan mendapatkan upah 250 poundsterling per bulan. Setelah tiba di Afrika Selatan, ia ikut menumpang di kereta api yang digunakan oleh tentara Inggris dibawah pimpinan Aylmer Haldane. Kereta ini kemudian tergelincir keluar jalan rel karena serangan dari pasukan Boer yang menggunakan bahan peledak. Churchill, meskipun sudah menjadi rakyat sipil, memimpin pasukan untuk membersihkan jalan rel dari sisa-sisa ledakan sehingga lokomotif dan beberapa gerbong kereta api yang membawa korban luka dapat dievakuasi. Meskipun kereta api itu akhirnya dapat meloloskan diri, Churchill, beberapa perwira dan prajurit lain tertangkap dan menjadi tahanan perang di Pretoria.
Churchill berhasil meloloskan diri dari penjara tahanan perang. Aksi ini mengakibatkan banyak kritik dan kontroversi karena ada yang menganggap bahwa Churchill seharusnya menunggu untuk Haldane dan satu orang lagi yang merencanakan pelarian tersebut, kedua orang ini tidak mampu atau tidak mau mengambil risiko meloloskan diri dengan memanjat pagar. Setelah berada diluar penjara Pretoria, Churchill menjelajah hampir 480 kilometer ke koloni Portugal di Lourenco Marques, Maputo Bay. Seorang warga negara inggris yang berprofesi sebagai manajer tambang membantu Churchill dengan menyembunyikan Churchill di tambangnya. Kemudian dia menyeludupkan Churchill kedalam kereta yang bertujuan keluar dari daerah Boer. Dengan aksi ini Churchill menjadi pahlawan nasional di Britania. Akan tetapi Churchill tidak kembali ke Inggris, ia memutuskan untuk menumpang kapal laut ke Durban untuk bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh jendral Redvers Buller. Pasukan ini bertujuan untuk menghancurkan pasukan Boer yang mengepung kota Ladysmith, jika berhasil pasukan ini juga bertujuan untuk mengambil kota Pretoria.
Pada kali ini, meskipun masih menjadi koresponden perang, Churchill juga mendapatkan posisi di regimen kavaleri. Ia ikut serta dalam pertempuran di Spion Kop dan menjadi salah satu prajurit inggris pertama yang memasuki Ladysmith dan Pretoria. Bahkan Churchill dan sepupunya, Charles Spencer-Churchill (Duke Marlborough ke-9), berposisi jauh di depan pasukan inggris yang lain di Pretoria. Kedua orang ini kemudian menuntut dan menerima penyerahan diri dari 52 prajurit Boer yang menjaga penjara.
Churchill menerbitkan dua buku mengenai perang Boer, London to Ladysmith via Pretoria yang diterbitkan pada bulan Mei dan Ian Hamilton's March pada bulan Oktober tahun 1900.

[sunting] Karier Politik

Churchill menggunakan kemashyuran yang didapatinya untuk memulakan kerjaya politik yang merangkumi tempoh selama enam puluh tahun, bertugas sebagai seorang MP di House of Commons dari 1901 sehingga 1922 dan dari 1924 sehingga 1964. Sebagai anggota Conservative Party, dia pindah ke Liberals dan menyertai Kabinet ketika berusia awal tiga puluhan. Dia merupakan salah seorang daripada perancang politik dan ketenteraan bagi pendaratan Gallipoli yang menemui kegagalan di Dardanelles ketika Perang Dunia I, yang menyebabkan dia digelar sebagai "penyembelih Gallipoli". Dia merupakan salah seorang yang menandatangani perjanjian Anglo-Irlandia pada tahun 1921 yang menubuhkan Negara Irlandia Bebas. Partai Liberal kemudian dilanda perpecahan internal. Setelah kalah pada pemilu 1922 kepada Edwin Scrymgeour dia menyertai Partai Konservatif semula. Dua tahun kemudian pada pemilu 1924 di dilantik mewakili Epping sebagai Konservatif. Dia dilantik sebagai Chancellor of the Exchequer pada tahun 1926 di bawah Stanley Baldwin dan bertanggungjawab mengembalikan Britania kepada Standard Emas. Ketika General Strike of 1926, Churchill dikatakan mencadangkan mesingan digunakan untuk mematahkan mogok pelombong. Churchill menyunting surat kabar kerajaan British Gazette. Ketika pertelingkahan tersebut dia menyuarakan bahawa "Samaada negara mematahkan Mogok Umum, atau Mogok Umum akan menghancurkan negara.".
Kerajaan Konservatif telah ditewaskan dalam Pemilu Inggris 1929. Apabila Ramsay MacDonald membentuk kerajaan pada 1931, Churchill tidak dijemput untuk menyertai Kabinet. Churchill berada puncak terendah dalam kerjayanya. Churchill menghabiskan beberapa tahun berikutnya untuk menumpu kepada kerja penulisannya, termasuk History of the English Speaking Peoples (yang tidak diterbitkan sehinggalah selepas tamat Perang Dunia II). Churchill terkenal dengan penentangannya terhadap kemerdekaan India. Tidak lama selepas itu, perhatiannya tertumpu kepada kemunculan Adolf Hitler dan peningkatan senjata Jerman. Buat seketika, Churchill merupakan suara tunggal yang menyeru British untuk meningkatkan persenjataan bagi menyaingi keganasan Jerman. Churchill merupakan pengkritik Neville Chamberlain polisi mengembirakan Adolf Hitler.

[sunting] Peranan sebagai Perdana Menteri Waktu Perang

Pada awal Perang Dunia II Churchill dilantik sebagai First Lord of the Admiralty Apabila Chamberlain's meletak jawatan pada bulan May, 1940, Churchill dilantik sebagai Perdana Menteri dan membentuk kerajaan gabungan. Churchill segera menjadikan seorang kawan dan penasihat karibnya, Max Aitken, (Lord Beaverbrook) seorang usahawan industri dan pemilik akhbar terkemuka, orang yang bertanggungjawab bagi mengendalikan pengeluaran kapal terbang. Ketangkasan fikiran perniagaan Max Aitken membolehkan British meningkatkan kejuruteraan dan pengeluaran kapal terbang dengan pantas, yang menyumbang kepada kejayaan ketika waktu perang.
Ucapan Churchill yang pertama pada masa itu merupakan sumber inspirasi penting kepada pihak British yang tertekan. Kenyataannya yang terkemuka "Saya tidak mempunyai apa-apa untuk ditawarkan kecuali darah, kerja kuat, air mata, dan peluh" merupakan ucapan pertamanya sebagai Perdana Menteri. Ucapan berikutnya sebelum Pertempuran Britania, dengan "Kita akan mempertahankan pulau kita, walau apapun harganya, kita akan bertempur di pantai, kita akan bertempur di tempat pendaratan, kita akan bertempur di padang dan jalan, kita akan bertempur di bukit; kita tidak akan sekali-kali menyerah."
Walaupun peranan Churchill dalam Perang Dunia II tidak dapat disangkal, dia mempunyai banyak musuh di negerinya. Dia menyuarakan kebenciannya kepada ide seperti penyediaan kesehatan umum dan pendidikan yang lebih baik untuk mayoritas penduduk menyebabkan banyak rasa tidak puas hati di kalangan penduduk terutama mereka yang bertempur ketika peperangan. Segera setelah perang usai, Churchill dikalahkan dengan buruk oleh Clement Attlee dan Partai Buruh (Inggris).

[sunting] Penggal Kedua

Selepas kekalahan Partai Buruh (Inggris) pada Pemilu 1951, Churchill kembali menjabat jabatan Perdana Menteri. Pada tahun 1953, Winston Churchill dianugerahi dua gelar kehormatan. Dia dikaruniakan gelar Sir menjadi Sir Winston Churchill dan Winston Churchill dianugerahkan Hadiah Nobel dalam penulisan untuk kepakarannya dalam penulisan riwayat dan sejarah dan juga kepintarannya berbicara dalam mempertahankan nilai kemanusiaan yang tinggi. Serangan angin ahmar pada Juni 1953 memyebabkan Winston Churchill lumpuh sebelah kiri. Winston Churchill bersara disebabkan kesehatan pada 5 April 1955 tetapi mengekalkan jabatannya sebagai Chancellor bagi University Bristol.
Pada 15 Januari 1965, Winston Churchill mengalami angin ahmar kedua -evere cerebral thrombosis - yang menyebabkan dia sakit parah. Winston Churchill meninggal sembilan hari kemudian pada 24 Januari 1965. Jasadnya diletakkan di Westminster Hall selama tiga hari dan upacara permakaman negara diadakan di St Paul's Cathedral. Ini merupakan kali pertama permakaman negara diadakan untuk orang biasa semenjak Arthur Wellesley, 1st Duke of Wellington lebih 100 tahun dahulu. Atas permintaan Winston Churchill, dia dikebumikan di tanah keluarga di Saint Martin's Churchyard, Bladon, Woodstock, Inggris.

SEJARAH NABI MUHAMMAD

Lagi-lagi sebuah sejarah dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu atau mungkin tidak mau tahu, ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan, karena inilah sebab awal penciptaan dan akhir penciptaan. Riwayat ini bermula 14 abad yang lalu di sebuah kota kecil. Sebuah kota yang panas dan tandus, yang dipenuhi dengan penyembahan terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa. Disana juga disana terdapat sebuah bangunan berbentuk kubus hitam yang dikelilingi oleh berhala-berhala yang sekarang telah berubah wujud tapi memiliki wujud berhala yang sama. Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan bayi, minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum).

Jazirah Arab
Jazirah Arab, sumber gambar rms46.vlsm.org
I. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Pada saat yang sangat kritis itu muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap gulita. Sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang benderang. Ia bukan bintang yang biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa, bintang yang mampu menembus lubuk hati manusia. Cahayanya terang benderang. Bahkan matahari di siang haripun malu menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah maha bintang yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya dalam kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad.
Menurut sejarawan, nama Muhammad artinya “dia yang terpuji” tepat terlahir di kota Mekkah tanggal 12 Rabiul Awwal (17 Rabiul awwal menurut mazhab Syiah) 570 M atau sering disebut tanggal 20 April 570 M dan meninggal 8 Juni 632 M di Madinah. Namun, Cahaya Muhammad (Nur Muhammad) sebagai penerang umat manusia tak pernah padam walaupun 14 abad setelah ketiadaannya. Ia bahkan semakin terang dan semakin terang.
Dalam sejarah modern, seorang penulis Barat yaitu Michael H. Hart, dalam bukunya “The 100” yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi “100 tokoh yang mempengaruhi dunia”, menetapkan Nabi Muhammad S.A.W sebagai tokoh nomor satu yang paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Michael H. Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama maupun hal duniawi. Dia memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran. Kedudukan nomor 2 di buku Michael H. Hart ditempati oleh tokoh ilmuwan terkenal penemu rumus gravitasi yaitu Sir Isaac Newton dari Inggris.
Nabi Muhammad SAW memiliki silsilah yang berhubungan langsung dengan jawara Tauhid yaitu Nabi Ibrahim a.s melalui anaknya Ismail a.s, yang dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara dari perbuatan-perbuatan mensekutukan Tuhan. Ia begitu suci sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada sosok yang telah menjadi rencana Allah SWT sejak awal penciptaan yaitu Muhammad. Karena besarnya cahaya kesucian dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW bahkan langit dan bumi pun tak kan sanggup memikulnya.
Peristiwa kelahiran Sang Nabi yang menjadi Rahmat bagi Semua Alam dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang luarbiasa. Kelahiran Nabi Muhammad dimulai dengan peristiwa padamnya api abadi di kerajaan Persia. Lantas, hancur juga sesembahan batu berhala di sana. Mekkah, kota dimana Sang Nabi dilahirkan, penyerangan pasukan bergajah Abrahah untuk menghancurkan Kabah mengalami kegagalan. Burung-burung api, Thoiron Ababil seolah menjadi sayap-sayap burung api yang menghancurkan musuh Tuhan. Mekkah, tempat dimana Ka’bah berada, kelak di kemudian hari menjadi kiblat bagi Umat Muhammad sampai akhir zaman. Namun tentara Abrahah yang berkendaraan gajah itu dihancurkan oleh burung-burung yang dikirimkan oleh Sang Pemilik kiblat (Kabah) yaitu Thoirion Ababil. Tahun peristiwa itu kemudian disebut tahun Gajah.
Sudah menjadi tradisi bahwa kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului peristiwa yang luar biasa. Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah, Ibundanya Aminah. Kedua orang tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan keturunan Jawara Tauhid (Nabi Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya untuk membawa Nur Muhammad, Cahaya Terpuji dan meletakkannya ke dalam rahim istrinya yaitu Aminah. Aminah saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia besar. Setelah lama kepergian sang suami karena berdagang, sang isteri merasakan kesepian yang amat dalam, walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat tidak lagi ia terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang suaminya telah pulang. Tapi mendadak ia amat terkejut karena tak dilihatnya suaminya. Kemudian, datanglah seseorang dari rombongan tersebut yang menyampaikan berita duka kepada Aminah. Mulutnya begitu berat untuk mengucapkan kata kata ini kepada wanita ini, ia tidak sanggup mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang suami telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di Abwa.
Aminah begitu goncang hatinnya mendengarkan hal ini. Ia tak sanggup menahan tangis. Aminah pun menangis menahan sedih dan tak makan beberapa hari. Namun ia bermimpi, dalam mimpinya seorang wanita datang dan berkata kepadanya agar ia menjaga bayi dalam janinnya dengan baik baik. Ia berulang kali bermimpi bertemu dengan wanita tersebut yang ternyata adalah Maryam binti Imran (Ibu Isa a.s). Dalam mimpinya sang wanita mulia ini berkata :
“Kelak bayi yang ada didalam rahimmu akan menjadi manusia paling mulia sejagat raya, maka jagalah ia baik baik hingga kelahirannya.”
Abdullah, ayahnda Nabi Muhammad S.A.W. wafat dalam usia 20 tahun (riwayat lain ada yang mengatakannya 17 tahun). Nabi saat itu masih berada dalam kandungan ibundanya. Beberapa tahun kemudian, setelah usia Nabi yang waktu kecil diberi nama Ahmad menginjak 6 tahun, Aminah Ibunda Nabi Muhammad wafat juga menyusul suaminya dan dimakamkan di Abwa juga. Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman dan diasuh oleh kakeknya Abdul Mutholib. Tapi, belum lagi hilang duka setelah ditinggal Sang Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya ketika umurnya belum lagi menginjak delapan tahun. Setelah kepergian sang kakek, Nabi Muhammad diasuh oleh pamannya, Abu Tholib.
Pemandu umat manusia selalu saja dipilihkan oleh Allah SWT untuk memiliki pengalaman hidup sebagai seorang gembala. Nabi-nabi Bani Israel umumnya juga berasal dari kalangan gembala. Melalui profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya untuk kelak menjadi gembala yang lebih besar yaitu menjadi pembimbing Umat Manusia sedunia. Jadi, sejak kecil Nabi Muhammad sebenarnya sudah dididik oleh Allah SWT untuk menjadi pemimpin yang memberikan rahmat. Ini merupakan keputusan Allah SWT baginya yang telah memilihkan baginya sebuah jalan dimana hal ini penting bagi orang yang akan berjuang melawan orang-orang yang berpikiran sempit dan picik sampai-sampai mereka menyembah aneka batu dan pohon, bahkan tidak jarang mempertuhankan manusia. Allah SWT mendidiknya dengan penuh rahmat sejak kecil sehingga menjadikannya kuat menghadapi segala cobaan hidup dan tidak mudah menyerah kepada apapun kecuali hanya berserah kepada keputusan Allah SWT saja.
Ada penulis sirah (sejarah) yang mengutip kalimat Nabi berikut ini,
“Semua Nabi pernah menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan. Orang bertanya kepada Nabi Apakah Anda juga pernah menjadi gembala? Beliau menjawab, Ya. Selama beberapa waktu saya menggembalakan domba orang Mekah di daerah Qararit.”
Ahmad yang kelak menjadi Nabi Muhammad S.A.W. lahir bukan dari kalangan orang yang teramat kaya. Belum lagi ia dilahirkan sebagai seorang yatim, yaitu telah kehilangan Ayah sebelum dilahirkan. Ibundanya Aminah sejak kecil menjadi tempat bernaung. Apa yang dapat dikatakan oleh anak kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya sedangkan dia sendiri masih membutuhkan naungan kedua orang tua dan kasih sayang mereka.
Tanpa kedua orang tua yang mengasuhnya, Nabi Muhammad tidak hidup dalam kemewahan. Meskipun demikian, Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya, keluhuran budi, keunggulan ahklaq dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai orang jujur (al-Amin). Ia menjadi salah seorang kafilah dagang Khodijah yang terpercaya dan Khodijah memberikan upah (gaji) dua kali lipat dibandingkan yang diberikannya kepada orang lain. Kafilah Quraisy, termasuk barang dagangan Khodijah, setiap berdagang di luar daerahnya umumnya mendapatkan laba (untung). Namun, laba yang diperoleh Nabi lebih banyak ketimbang lain. Suatu saat, ketika kafilah dagang kembali ke kota Makkah. Dalam perjalanan, Sang bintang melewati negeri Ad dan Tsamud. Keheningan daerah hancur karena bencana kematian itu mengundang perhatian Nabi Muhammad SAW. Kelak di kemudian hari, Allah SWT sendiri yang mengabarkan kepada Nabi Muhammad SAW tentang peristiwa apa yang terjadi pada kaum Ad dan Tasmud itu.
Suatu saat, sewaktu mulai bekerja pada Khadijah, karena takjub dengan keahlian dagang Nabi Muhammad, Maisarah salah satu pembantu Khadijah berkata kepada Nabi supaya ketika memasuki kota Mekkah mendahului kafilah dagangnya dan terlebih dulu mengabarkan kepada Khodijah tentang perdagangan dan keuntungan besar yang telah didapat.
Nabi tiba di Mekah ketika Khodijah sedang duduk di kamar atasnya. Ia berlari turun dan mengajak Nabi ke ruangannya. Nabi menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal menyangkut barang dagangan. Maisarah yang menjadi akuntan Khadijah kemudian menceritakan tentang Kebesaran jiwa Al-Amin selama perjalanan dan perdagangan. Maisarah kemudian menceritakan suatu kisah yang menarik. Katanya, sewaktu di Busra, Al-Amin duduk di bawah pohon untuk istirahat. Ketika itu, seorang pendeta yang sedang duduk di biaranya kebetulan melihatnya. Ia datang seraya menanyakan namanya kepada saya, kemudian ia berkata, Orang yang duduk di bawah naungan pohon itu adalah nabi, yang tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di dalam Taurat dan Injil. Kemudian Khodijah menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada pamannya yaitu Waraqah bin Naufal, si hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, Orang yang memiliki sifat-sifat itu adalah nabi berbangsa Arab.
II. Pernikahan
Kebanyakan sejarawan percaya bahwa yang menyampaikan lamaran Khadijah kepada Nabi ialah Nafsiah binti Aliyah sebagai berikut:
“Wahai Muhammad! Katakan terus terang, apa sesungguhnya yang menjadi penghalang bagimu untuk memasuki kehidupan rumah tangga? Kukira usiamu sudah cukup dewasa! Apakah anda akan menyambut dengan senang hati jika saya mengundang Anda kepada kecantikan, kekayaan, keanggunan, dan kehormatan ?”
Nabi menjawab, “Apa maksud Anda?”
Ia lalu menyebut Khodijah. Nabi lalu berkata, “Apakah Khodijah siap untuk itu, padahal dunia saya dan dunianya jauh berbeda?”
Nafsiah berujar, “Saya mendapat kepercayaan dari dia, dan akan membuat dia setuju. Anda perlu menetapkan tanggal perkawinan agar walinya (Amar bin Asad) dapat mendampingi Anda beserta handai tolan Anda, dan upacara perkawinan dan perayaan dapat diselenggarakan”.
Kemudian Muhammad membicarakan hal ini kepada pamannya yang mulia, Abu Tholib. Pesta yang agung pun diselenggarakan. Sang paman yang mulia ini menyampaikan pidato, mengaitkannya dengan puji syukur kepada Tuhan. Waraqah, paman Khodijah, tampil dan mengatakan sambutannya. Upacara pun dilaksanakan. Mahar ditetapkan empat puluh dinar-ada yang mengatakan dua puluh ekor unta.
Nabi Muhammad sekarang mulai dewasa, ia mempunyai seorang istri yang begitu lengkap kemuliaannya, dari perkawinan ini Khodijah melahirkan enam orang anak, dua putra, Qasim, dan Abdulah, yang dipanggil At-Thayyib, dan At-Thahir. Tiga orang putrinya masing-masing Ruqayyah, Zainab, Ummu Kaltsum, dan Fatimah. Kedua anak laki-lakinya meninggal sebelum Muhammad diutus menjadi Rosul.
Ketika umur Nabi mulai menginjak 35 tahun, banjir dahsyat mengalir dari gunung ke Kabah. Akibatnya, tak satu pun rumah di Makah selamat dari kerusakan. Mekkah kebanjiran. Dinding Kabah mengalami kerusakan. Orang Quraisy memutuskan untuk membangun kembali Kabah tapi takut membongkarnya.
Walid bin Mughirah, orang pertama yang mengambil linggis, meruntuhkan dua pilar tempat suci tersebut. Ia merasa takut dan gugup. Orang Mekah menanti jatuhnya sesuatu, tapi ketika ternyata Walid tidak menjadi sasaran kemarahan berhala, mereka pun yakin bahwa tindakannya telah mendapatkan persetujuan Dewa.
Mereka semua lalu ikut bergabung meruntuhkan bangunan itu. Pada saat pembangunan kembali Kabah, diberitahukan pada semua pihak sebagai berikut, “Dalam pembangunan kembali Kabah, yang dinafkahkan hanyalah kekayaan yang diperoleh secara halal. Uang yang diperoleh lewat cara-cara haram atau melalui suap dan pemerasan, tak boleh dibelanjakan untuk tujuan ini.”
Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka mengetahui tentang kekayaan yang diperoleh secara tidak halal, tetapi kenapa mereka masih melakukan hal demikian, inipun terjadi di zaman ini, di Indonesia, rakyat ataupun pemerintahnya mengetahui tentang halal dan haramnya suatu harta kekayaan atau pun perbuatan yang salah dan benar, tapi mereka masih saja melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu adalah salah.
Mari kita kembali lagi menuju Mekah, ketika dinding Kabah telah dibangun dalam batas ketinggian tertentu, tiba saatnya untuk pemasangan Hajar Aswad pada tempatnya. Pada tahap ini, muncul perselisihan di kalangan pemimpin suku. Masing-masing suku merasa bahwa tidak ada suku yang lain yang pantas melakukan perbuatan yang mulia ini kecuali sukunya sendiri. Karena hal ini, maka pekerjaan konstruksi tertunda lima hari. Masalah mencapai tahap kritis, akhirnya seorang tua yang disegani di antara Quraisy, Abu Umayyah bin Mughirah Makhzumi, mengumpulkan para pemimpin Quraisy seraya berkata,
“Terimalah sebagai wasit orang pertama yang masuk melalui Pintu Shafa.(buku lain mencatat Bab as-salam).”
Semua menyetujui gagasan ini. Tiba-tiba Muhammad muncul dari pintu. Serempak mereka berseru, “Itu Muhammad, al-Amin. Kita setuju ia menjadi hakim sengketa ini!”
Untuk menyelesaikan pertikaian itu, Nabi meminta mereka menyediakan selembar kain. Beliau meletakkan Hajar Aswad di atas kain itu dengan tangannya sendiri, kemudian meminta tiap orang dari empat sesepuh Mekah memegang setiap sudut kain itu. Ketika Hajar Aswad sudah diangkat ke dekat pilar, Nabi meletakkannya pada tempatnya dengan tangannya sendiri. Dengan cara ini, beliau berhasil mengakhiri pertikaian Quraisy yang hampir pecah menjadi peristiwa berdarah.
Sejak kelahirannya, Allah SWT telah menentukan tentang semua ini. Tanda-tanda Ahmad yang kelak menjadi Muhammad menjadi seorang Nabi besar telah banyak tampak pada diri Muhammad, dari batinnya yang mulia sampai pada bentuk lahirnya yang indah. Kesabaran yang diabadikan di dalam Kitab suci menjadi bukti yang tak terbantahkan, bahwa ia adalah manusia sempurna (al-Insan al-Kamil), dalam wujud lahiriah (penampakan), maupun batinnya. Tidak ada cela apalagi kesalahan besar selama hidupnya. Allah SWT benar-benar telah menciptakan sejak awal bahwa kelak Muhammad akan menjadi makhluk ciptaan-Nya yang penuh kemuliaan.
Kejujuran dan kebersihan hati Nabi Muhammad SAW menyebabkan dirinya disebut Al-Amin oleh masyarakat Mekah. Ia menjadi sosok panutan masyarakat, sebagai manusia mulia, sebagai manifestasi wujud kejujuran mutlak. Sebelum diutus menjadi Rosullullah, Muhammad selalu mengamati tanda-tanda kekuasaan Tuhan, baik di alam, di lingkungan sekitarnya, diantara manusia, dan mengkajinya secara mendalam. Terutama mengamati keindahan, kekuasaan, dan ciptaan Allah dalam segala wujud. Beliau selalu melakukan telaah mendalam terhadap langit, bumi dan isinya. Beliau selalu mengamati masyarakatnya yang rusak, dan hancur, beliau mempunyai tugas untuk menghancurkan segala bentuk pemberhalaan. Apalah kiranya yang membuat masyarakatnya seperti ini, ia mengembalikan semua ini kepada Tuhan, yang menurutnya tak mungkin sama dengan manusia.
Untuk merenungkan semua itu, Muhammad mempunyai tempat sendiri yaitu di Gunung Hira. Gunung itu puncaknya dapat dicapai kurang lebih setengah jam. Di gua gunung Hira atau Gua Hira ini adalah saksi atas peristiwa menyangkut Nabi Muhammad SAW sejak awal masa dewasa Nabi. Gua Hira menjadi saksi bisu tentang wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yaitu surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Gua Hira seolah-olah ingin berkata,
“Disinilah dulu anak Hasyim (Nabi Muhammad SAW sering disebut sebagai anak Bani Hasyim) itu tinggal, yang selalu kalian sebut-sebut, disinilah ia diangkat menjadi Rosul, disinilah Al-Furqon (nama lain Al Qur’an) pertama kali dibacakan, wahai manusia, bukankah aku telah mengatakannya, kalianlah (manusia) yang tak mau menengarkannya, kalian menutup telinga kalian rapat-rapat, dan menertawakanku, sedangkan sebagian dari kalian hanya menjadikan aku sebagai museum sejarah dan saksi bisu semata.”
III. Diangkat Menjadi Rasul
Jabal an-Nur (Jabal an-Nur atau Jabal Nur), (Arab: ????? ?????), artinya Gunung Cahaya (The Mountain of Light), adalah gunung dimana Gua Hira berada.
Jabal an-Nur (Jabal an-Nur atau Jabal Nur), artinya "Gunung Cahaya (The Mountain of Light)", adalah gunung dimana Gua Hira berada. Sumber gambar : http://www.flickr.com/photos/23261007@N05/2241558560/
Gua Hira tempat diturunkannya Wahyu Ilahi, kalimat yang membuat iblis berputus asa untuk menyesatkan manusia, kalimat yang dengannya alam semesta berguncang. Al-Quran, susunan kalimatnya yang mengandung makna yang banyak telah membuat tercengang manusia-manusia manapun di jagat raya, yang mengakui kebenarannya, akan mengikutinya, sedangkan yang tidak mengakuinya harus tunduk atas kebenarannya, dan bagi mereka yang menolak, dengan cara apapun akan sia-sia, dan celaka.
Gua Hira, saksi bisu Wahyu pertama diterima oleh Nabi Muhammad S.A.W dari Malaikat Jibril (sumber gambar : http://www.flickr.com/photos/rabak/3184411114/)
Gua Hira, saksi bisu Wahyu pertama diterima oleh Nabi Muhammad S.A.W dari Malaikat Jibril (sumber gambar : http://www.flickr.com/photos/rabak/3184411114/)
Jibril (Ruh Al-Qudus) diutus Allah, Tuhan Semesta Alam, Rabbul ‘Aalamin, untuk menyampaikan kalimat-Nya secara berangsur-angsur kepada Al-amin yang berada di Gua Hira. Muhammad SAW telah mempersiapkan dirinya selama empat puluh tahun untuk memikul tugas yang maha berat ini. Jibril kemudian datang kepadanya dengan membawa beberapa kalimat Allah. Ialah kalimat pertama yang dikemukakan dalam Al-quran sebagai berikut
“Bacalah dengan [ menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajari [manusia] dengan perantaraan kalam (pena). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Ayat pertama ini merupakan perintah Allah S.W.T yang disampaikan kepada Nabi Muhammad S.A.W melalui Malaikat Jibril untuk “Membaca” atau “Iqra”. Apa yang dibaca dan apa maksudnya “membaca” berhubungan dengan Allah S.W.T sebagai Pencipta makhluk atau ar-Rabb. Jadi, kalau umat Islam tidak membaca tanda-tanda (ayat-ayat) Kekuasaan Allah SWT sebagai Pencipta makhluk berarti telah melanggar satu perintah agung dari Allah SWT langsung. Turunnya 5 ayat surat al-‘Alaq ini dengan tegas menyatakan tentang program atau rencana yang akan diamanatkan kepada Nabi. Karena itu, surat ke-1 sampai ke-5 surat al-‘Alaq dengan perintah “Iqra” atau “Baca” secara langsung menyatakan bahwa dasar-dasar agama yang nanti disampaikan Muhammad berhubungan dengan proses belajar yang terus menerus tentang kehidupan dimana di dalamnya terdapat proses atau tatacara pengkajian, pengetahuan, kebijaksanaan, dan penggunaan pena (kalam) untuk menulis. Pena atau Qalam karena itu pengertiannya sangat penting bagi Umat Islam, karena dengan menuliskan ilmu pengetahuan tentang Kekuasaan Allah maka ilmu akan terikat, menjadi buku, kitab, dan akhirnya nanti akan dapat diajarkan kepada generasi manusia selanjutnya. Jadi, betapa dahsyatnya perintah Allah SWT yang pertama kali diterima Nabi Muhammad SAW itu karena berhubungan dengan “membaca”, “menulis”, dan belajar secar aterus menerus supaya manusia bisa selamat baik di dunia maupun di akhirat.
Gua Hira dari kejauhan (sumber gambar http://www.flickr.com/photos/marwahdaud/2845586411/)
Gua Hira dari kejauhan (sumber gambar http://www.flickr.com/photos/marwahdaud/2845586411/)
Muhammad, pembawa berita bahagia, ancaman, dan perintah merupakan manusia teladan sepanjang masa, ia adalah manusia dalam wujud Ilahiah, utusan Tuhan yang kepadanya ummat manusia memohonkan syafaat. Tidak satupun mahkluk yang mencapai kesempurnaan yang dicapai Muhammad. Sejak kecil ia telah memperlihatkan ketulusan, kejujuran, manusia yang seumur hidupnya tidak pernah berbohong, yang tidak pernah menghianati janji, dan sayang kepada yang miskin.
Malaikat Jibril menyelesaikan tugasnya menyampaikan wahyu itu, dan Muhammad pun turun dari Gua Hira menuju rumah Khodijah dengan rasa takut amat sangat. Tubuhnya masih menggigil ketakutan ketyika sampai di rumah dan di sambut dengan istrinya Khadijah. Namun, saat itu Jiwa agung Nabi Muhammad telah disinari cahaya wahyu. Beliau merekam di hatinya apa yang didengarnya dari malaikat Jibril. Setelah kejadian ini, Jibril menyapanya, “Wahai Muhammad! Engkau Rosul Allah dan aku Jibril.”
Muhammad menerima kalimat Tuhannya secara bertahap, secara berangsur-angsur, fakta sejarah mengakui bahwa di antara wanita, Khodijah adalah wanita yang pertama memeluk Islam, dan pria pertama yang memeluk Islam adalah syayidina Ali k.w.j.
Muhammad mengadakan perjamuan makan dengan kerabatnya. Selesai makan, beliau berpaling kepada para sesepuh keluarganya dan memulai pembicaraan dengan memuji Allah dan memaklumkan keesaan-Nya. Lalu beliau berkata,
“Sesungguhnya, pemandu suatu kaum tak pernah berdusta kepada kaumnya. Saya bersumpah demi Allah yang tak ada sekutu bagi-Nya bahwa saya diutus oleh Dia sebagai Rosul-Nya, khususnya kepada Anda sekalian dan umumnya kepada seluruh penghuni dunia. Wahai kerabat saya! Anda sekalian akan mati. Sesudah itu, seperti Anda tidur, Anda akan dihidupkan kembali dan akan menerima pahala menurut amal Anda. Imbalannya adalah surga Allah yang abadi (bagi orang lurus) dan neraka-Nya yang kekal(bagi orang yang berbuat jahat).Lalu beliau menambahkan,Tak ada manusia yang pernah membawa kebaikan untuk kaumnya ketimbang apa yang saya bawakan untuk Anda. Saya membawakan kepada Anda rahmat dunia maupun Akhirat. Tuhan saya memerintahkan kepada saya untuk mengajak Anda kepada-Nya. Siapakah diantara Anda sekalian yang akan menjadi pendukung saya sehingga ia akan menjadi saudara, washi (penerima wasiat), dan khalifah (pengganti) saya?.”
Ketika pidato Nabi mencapai titik ini, kebisuan total melanda pertemuan itu. Ali, remaja berusia lima belas tahun, memecahkan kebisuan itu. Ia bangkit seraya berkata dengan mantap, “Wahai Nabi Allah, saya siap mendukung Anda.”
Nabi menyuruhnya duduk. Nabi mengulang tiga kali ucapannya, tapi tak ada yang menyambut kecuali Ali yang terus melontarkan jawaban yang sama. Beliau lalu berpaling kepada kerabatnya seraya berkata, “Pemuda ini adalah saudara, washi, dan khalifah saya diantara kalian. Dengarkanlah kata-katanya dan ikuti dia”. Ali kemudian sering disebut Karamallahu Wajhah (KWJ) yang maksudnya seseorang yang tidak pernah menyembah berhala ataupun memakan makanan dari hasil untuk sesembahan berhala.
Peristiwa diatas membuktikan heroisme spiritual dan kebenaran Ali tanpa keraguan. Karena, dalam pertemuan di mana orang-orang tua dan berpengalaman tenggelam dalam keraguan dan keheranan, ia menyatakan dukungan dan pengabdian dengan keberanian sempurna dan mengungkapkan permusuhannya terhadap musuh Nabi tanpa menempuh jalan politisi yang mengangkat diri sendiri. Kendati waktu itu ia yang termuda diantara yang hadir, pergaulannya yang lama dengan Nabi telah menyiapkan pikirannya untuk menerima kenyataan, sementara para sesepuh bangsa ragu-ragu untuk menerimanya.
Setelah berdakwah kepada kaum kerabatnya, Nabi berdakwah terang-terangan kepada kaum Quraisy. Muhammad, berbekal kesabaran, keyakinan, kegigihan, dan keuletan dalam berdakwah terus-menerus dan tidak menghiraukan orang-orang musrik yang terus menghardik dan mengejeknya.
Banyak cara yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan Muhammad. Suatu saat Abu Tholib sedang duduk bersama keponakannya. Juru bicara rombongan yang mendatangi rumah Abu Tholib membuka pembicaraan dengan berkata, “Wahai Abu Tholib! Muhammad mencerai-beraikan barisan kita dan menciptakan perselisihan diantara kita. Ia merendahkan kita dan mencemooh kita dan berhala kita. Jika ia melakukan itu karena kemiskinan dan kepapaannya, kami siap menyerahkan harta berlimpah kepadanya. Jika ia menginginkan kedudukan, kami siap menerimanya sebagai penguasa kami dan kami akan mengikuti perintahnya. Bila ia sakit dan membutuhkan pengobatan, kami akan membawakan tabib ahli untuk merawatnya.”
Abu Tholib berpaling kepada Nabi seraya berkata, “Para sesepuh anda datang untuk meminta Anda berhenti mengkritik berhala supaya mereka pun tidak mengganggu Anda.” Nabi menjawab, “Saya tidak menginginkan apa pun dari mereka. Bertentangan dengan empat tawaran itu, mereka harus menerima satu kata dari saya, yang dengan itu mereka dapat memerintah bangsa Arab dan menjadikan bangsa Ajam sebagai pengikut mereka”. Abu Jahal bangkit sambil berkata, “Kami siap sepuluh kali untuk mendengarnya”. Nabi menjawab, “Kalian harus mengakui keesaan Tuhan”.
Kata-kata tak terduga dari Nabi ini laksana air dingin ditumpahkan ke ceret panas. Mereka demikian heran, kecewa, dan putus asa sehingga serentak mereka berkata, “Haruskah kita mengabaikan 360 Tuhan (berhala) dan menyembah kepada satu Allah saja?”
Orang Quraisy meninggalkan rumah Abu Tholib dengan wajah dan mata terbakar kemarahan. Mereka terus memikirkan cara untuk mencapai tujuan mereka. Dalam ayat berikut, kejadian itu dikatakan,
“Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata,Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja ? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka [seraya berkata],Pergilah kamu dan tetaplah [menyembah] tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini; ini(mengesakan Allah) tidak lain kecuali dusta yang diada-adakan.”
Banyak sekali contoh penganiayaan dan penyiksaan kaum Quraisy, Tiap hari nabi menghadapi penganiayaan baru. Misalnya, suatu hari Uqbah bin Abi Muith melihat Nabi bertawaf, lalu menyiksanya. Ia menjerat leher Nabi dengan serbannya dan menyeret beliau ke luar masjid. Beberapa orang datang membebaskan Nabi karena takut pembalasan dari Bani Hasyim. Dan masih banyak lagi.
Nabi menyadari dan prihatin terhadap kondisi kaum Muslim. Kendati beliau mendapat dukungan dan lindungan Bani Hasyim, kebanyakan pengikutnya budak wanita dan pria serta beberapa orang tak terlindung. Para pemimpin Quraisy menganiaya orang-orang ini terus-menerus , para pemimpin terkemuka berbagai suku menyiksa anggota suku mereka sendiri yang memeluk Islam. Maka ketika para sahabatnya meminta nasihatnya menyangkut hijrah, Nabi menjawab, “Ke Etiopia akan lebih mantap. Penguasanya kuat dan adil, dan tak ada orang yang ditindas di sana. Tanah negeri itu baik dan bersih, dan Anda boleh tinggal di sana sampai Allah menolong Anda.”
Pasukan musyrik Quraisy kehabisan akal untuk menghancurkan Muhammad, maka mereka melakukan propaganda anti Muhammad, diantaranya mereka memfitnah Nabi, Bersikeras menjuluki Nabi Gila, larangan mendengarkan Al-Quran, menghalangi orang masuk Islam, sehingga Allah mengabadikan perkataan orang-orang keji ini dan menunjukkan sesatnya perkataan mereka, dalam Al-Quran Allah berfirman
Demikianlah, tiada seorang rosul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka selain mengatakan,Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila. Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu ? Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.
Kaum Quraisy pun gagal melakukan berbagai macam cara untuk menghalangi usaha Muhammad, dan menghalangi orang-orang untuk mengikuti agama Tuhan Yang Esa. Mereka pun melakukan Blokade ekonomi yang membuat banyak kaum muslim, terutama kaum wanita dan anak-anak kelaparan. Nabi dan para pengikutnya masuk ke Syiib Abu Tholib, yang diikuti pendamping hidupnya, Khodijah, dengan membawa serta Fatimah AS. Orang-orang Quraisy mengepung mereka di Syiib itu selama tiga tahun. Dan akhirnya tahun-tahun blokade itu pun berakhir. Dan keluarlah Nabi bersama keluarga dan sahabatnya dari pengepungan.
Allah telah menetapkan kemenangan bagi mereka, dan Khodijah pun berhasil pula keluar dari pengepungan dalam keadaan amat berat dan menderita. Beliau telah hidup dengan kehidupan yang menjadi teladan Istimewa bagi kalangan kaum wanita. Namun, ajal Khodijah sudah dekat. Allah telah memilihnya untuk mendampingi Rosulullah SAW, dan dia telah berhasil menunaikan tugas dengan baik. Khodijah akhirnya meninggal pada tahun itu juga. Yakni, pada saat kaum Muslim keluar dari blokade orang-orang Quraisy, tahun kesepuluh sesudah Kenabian.
Pada tahun yang sama, paman Rosul (Abu Tholib) meninggal dunia, yang sekaligus sebagai pelindung dakwa Muhammad. Sungguh Nabi mengalami kesedihan yang amat berat. Beliau kehilangan Khodijah, dan juga pamannya yang menjadi pelindung, dan pembelanya. Itu sebabnya, maka tahun ini dinamakan Am Al-Huzn (Tahun Duka cita).
Bukan hanya Rosul yang terpukul hatinya, Fatimah az Zahra, yang belum kenyang mengenyam kasih sayang seorang ibu dan kelembutan belaiannya, ikut pula menanggungnya. Kedukaan menyelimuti dan menindihnya di tahun penuh kesedihan itu. Fatimah kehilangan ibundanya, berpisah dari orang yang menjadi sumber cintanya dan kasih sayangnya. Acap kali dia bertanya kepada ayahandanya, “Ayah, kemana Ibu?” Kalau sudah begini, tangisnya pecah, air matanya meleleh, dan kesedihan menerpa hatinya. Rosul merasakan betapa berat kesedihan yang ditanggung putrinya.
Setelah wafatnya Abu Tholib kaum Kafir Quraisy semakin berani menganggu Muhammad, akhirnya Muhammad berhijrah ke Yastrib, peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib, merupakan momen awal dari lahirnya negara Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggung jawab bagi keselamatan Nabi. Di bulan Robiul Awwal tahun ini, saat hijrahnya Nabi terjadi, tak ada seorang muslim pun yang tertinggal di Mekah kecuali Nabi, Ali dan Abu Bakar, dan segelintir orang yang ditahan Quraisy atau karena sakit,dan lanjut usia.
Kaum Quraisy yang berada di Mekah akhirnya membuat kesepakatan untuk membunuh Muhammad di malam hari, dan masing-masing suku mempunyai wakil, sehingga Bani Hasyim tidak dapat menuntut balas atas kematian Muhammad. Mereka mengira Muhammad dapat dihancurkan hanya dengan cara seperti ini, seperti urusan duniawi mereka. Jibril datang memberitahu Nabi tentang rencana kejam kaum kafir itu. Al-Quran merujuk pada kejadian itu dengan kata-kata,
“Dan [ingatlah] ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.”
Ali berbaring melewati cobaan yang mengerikan demi keselamatan Islam menggantikan Nabi, sejak sore. Ia bukan orang tua yang lanjut usia, tapi seorang anak muda yang begitu berani mengorbankan nyawanya untuk sang Nabi, ia, yang bersama Khodijah adalah orang yang pertama-tama beriman kepada Nabi, dialah orang yang rela berkorban untuk Nabi. Kepada Ali Nabi berkata, “Tidurlah di ranjang saya malam ini dan tutupi tubuh Anda dengan selimut hijau yang biasa saya gunakan, karena musuh telah bersekongkol membunuh saya. Saya harus berhijrah ke Yastrib.” Ali menempati ranjang Nabi sejak sore. Ketika tiga perempat malam lewat, empat puluh orang mengepung rumah nabi dan mengintipnya melalui celah. Mereka melihat keadaan rumah seperti biasanya, dan menyangka bahwa orang yang sedang tidur di kamar itu adalah Nabi.
IV. Hijrah
Fajar menyingsing, cahayanya mulai semburat membelah gelap gulita langit malam. Semangat dan gairah besar untuk menyergap dan membunuh Nabi tampak di kalangan kaum musyrik. Mereka begitu yakin akan segera berhasil. Dengan pedang terhunus mereka memasuki kamar Nabi, yang menimbulkan suara gaduh.
Serentak Ali mengangkat kepalanya dari bantal dan menyingkirkan selimutnya lalu berkata dengan sangat tenang, “Apa yang terjadi ?” Mereka menjawab, “Kami mencari Muhammad. Di mana dia?” Ali berkata, “Apakah anda menitipkannya kepada saya sehingga saya harus menyerahkannya kembali kepada Anda?” Bagaimanapun, sekarang ia tak ada di rumah. Muhammad telah pergi jauh di luar pengetahuan mereka.
Dalam pengungsian, Nabi Muhammad tiba di Quba tanggal 12 Rabiul Awwal, dan tinggal di rumah Ummu Kultsum ibn al-Hadam. Sejumlah kaum Muhajirin dan Ansor sedang menunggu kedatangan Nabi. Beliau tinggal di situ sampai akhir pekan. Sebagian orang mendesak agar beliau segera berangkat ke Madinah, tetapi beliau menunggu kedatangan Ali.
Orang Quraisy mengetahui hijrahnya Ali dan rombongannya diantaranya ialah Fatimah, puteri Nabi, Fatimah binti Asad dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Mutholib karena itu, mereka memburunya dan berhadap-hadapan dengan dia di daerah Zajnan. Perselisihan pun terjadi dan Ali berkata “Barangsiapa menghendaki tubuhnya terpotong-potong dan darahnya tumpah, majulah!” Tanda marah nampak di wajahnya. Orang-orang Quraisy yang merasa bahwa masalah telah menjadi serius, mengambil sikap damai dan berbalik pulang. Ketika Ali tiba di Quba, kakinya berdarah, dikarenakan menempuh perjalanan Makkah-Madinah dengan berjalan kaki. Nabi dikabari bahwa Ali telah tiba tapi tak mampu menghadap beliau. Segera nabi ke tempat Ali lalu merangkulnya. Ketika melihat kaki Ali membengkak, air mata Nabi menetes haru.
Penduduk Yastrib yang kemudian berganti menjadi nama Madinah – menyambut kedatangan Nabi. Mereka mengucapkan berbagai macam syair untuk menyambut manusia mulia ini. Disinilah manifestasi sebuah kekhalifan Islam pertama kali didirikan.
Nabi Muhammad kemudian menyusun kekuatannya di Madinah bersama keluarga dan sahabat setianya yang rela meninggalkan tanah air dan hartanya semata-mata untuk Allah SWT. Islam yang muda ini menyusun kekuatan untuk menghadapi kekuatan kaum Quraisy yang setiap saat siap untuk menghancurkan Islam yang dibangun ini, perang demi perang mulai dari Badar, Uhud, Khandaq, yang disetiap perang tampillah Al-Washi Muhammad yang selalu menjadi pemberi moral kepada pasukan untuk menghancurkan kafir Quraisy dengan Iman yang membara.
Pada perang Badar al-washi (Ali) dan Hamzah tampil menghadapi pemberani kafir Quraisy, dalam sepucuk suratnya kepada Muawiyah, Ali mengingatkannya dalam kata-kata “Pedang saya yang saya gunakan untuk membereskan kakek anda dari pihak ibu (Utbah, ayah dari Hindun Ibu Muawiyah), paman anda dari pihak Ibu (Walid bin Uthbah) dan saudara Anda (Hanzalah) masih ada pada saya”.
Pada perang Uhud Nabi dan lagi-lagi Hamzah dan Ali tidak pernah absen. Saat itu Ali adalah pembawa panji dalam setiap peperangan. Nabi mengungkapkan “Nilai pukulan Ali pada perang Khandaq (parit) disebut juga dengan Ahzab kepada Amar bin Abdiwad itu. Nilai pengorbanan itu melebihi segala perbuatan baik para pengikutku, karena sebagai akibat kekalahan jagoan kafir terbesar itu kaum Muslim menjadi terhormat dan kaum kafir menjadi aib dan terhina”.
V. Benteng Khaibar

Pada perang Khaibar ketika semangat kaum muslim mengendur dan merasa tidak mampu untuk menghancurkan benteng Khaibar, orang-orang menunggu dengan gelisah dan ketakutan, karena sebelumnya Abu Bakar dan Umar tidak ada yang mampu menghancurkan benteng, bahkan Umar memuji keberanian pemimpin benteng, Marhab,yang luar biasa.
Kebisuan orang-orang sedang menunggu dengan gelisah dipecahkan oleh kata-kata Nabi, “Dimanakah Ali?” Dikabarkan kepada beliau bahwa Ali menderita sakit mata dan sedang beristirahat di suatu pojok. Nabi bersabda, “Panggil dia”. Ali diangkut dengan unta dan diturunkan di depan kemah Nabi. Pernyataan ini menunjukkan sakit matanya demikian serius sampai tak mampu berjalan.
Nabi menggosokkan tangannya ke mata Ali seraya mendoakannya. Mata Ali langsung sembuh dan tak pernah sakit lagi sepanjang hidupnya. Nabi memerintahkan Ali maju, menurut riwayat pintu benteng Khaibar itu terbuat dari batu, panjangnya 60 inci, dan lebarnya 30 inci.
Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa lain selain peperangan untuk melawan kebejatan kaum kafir Quraisy, banyak juga peristiwa yang menggembirakan, misalnya peristiwa pernikahan al-Washi dan Fatimah, putri Nabi, perubahan kiblat dari Bait al-Maqdis ke Kabah di Makah. Selain serangan dari luar Kota Madinah, kaum Yahudi yang berada di dalam kota selalu mencoba melakukan rongrongan terhadap pemerintahan Islam yang masih muda ini, namun Sang Maha Konsep telah menentukan Drama yang berbeda, walaupun mereka mencoba memadamkan nur cahaya-Nya, namun Ia terus menerangi Nur Cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu benci.
VI. Fath Makkah
Tahun kedelapan Hijrah, perjanjian Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang Quraisy mekah, Nabi segera mengeluarkan perintah kesiagaan umum. Beliau siapkan pasukan besar yang belum pernah disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika pasukan telah lengkap dan siap bergerak, Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah Mekah. Pasukan bergerak laksana migrasi kawanan burung menuju arah selatan. Nabi memerintahkan kepada pasukannya yang berjumlah 10.000 orang untuk membagi diri, dan menyalakan api unggun di malam hari agar pasukan musuh melihat betapa besar pasukan musuh tersebut.
Di dekat kuburan Abu Tholib dan Khodijah yang terletak di punggung Mekah, kaum muslimin membuat kubah untuk Nabi. Dari kubah inilah Nabi mengamati dengan cermat arus pasukan Islam yang masuk ke kota dari empat penjuru.
Makkah… Membisu di depan Nabi dan pendukungnya. Ya Mekah membisu dan tidak lagi menyerukan teriakan Firaun-firaun, digantikan hiruk pikuk suara 10.000 prajurit Muslim yang menggema yang seakan-akan sedang menunggu kedatangan sahabatnya
Gua itu menatap kepada orang yang dulu berada dalam perutnya dalam keadaan terusir yang kini telah berdiri tegap dengan gagah dan dikelilingi puluhan ribu pengikut dan pembelanya.
Nabi memasuki Mekah dan bertawaf, menghancurkan berhala-berhala bersama al-Washi, tidak ada darah yang tertumpah. Orang-orang Quraisy yang berada di Makkah menunggu bibir Muhammad berucap tentang mereka, apakah yang akan terjadi pada mereka, namun bibir itu begitu mulia untuk menjatuhkan hukuman, ia memberikan kepada mereka yang telah memeranginya pengampunan dan beliau berkata … Pergilah, Anda semua adalah orang-orang yang dibebaskan!
Kini, di Shafa, laki-laki yang telah membuat sejarah itu telah kembali, berdiri di depan kehidupannya yang sarat dengan berbagai peristiwa dan yang ditangannya tergenggam masa depan yang gemilang. Selama dua puluh tahun penggembalaannya tak pernah henti, ia tak pernah merasakan letih, kesabarannya begitu tinggi, tak pernah menyerah. Orang orang Quraisy berdesak-desakkan di bukit Shafa untuk memberikan Baiat.
Setelah penaklukan Mekah masih ada beberapa peperangan besar berlanjut semasa hidup Nabi – yaitu Hunain, Tabuk. Al-Washi tampil dengan gagah perkasa dalam peperangan ini, sesudah membuat kocar-kacir musuh, al-washi segera menghambur untuk bergabung dengan Nabi, ia memutari Nabi, dan menghambur membabat musuh untuk melindungi Nabi, dan pada kali yang lain menemui prajurit musuh yang lari dan menghadang kejaran musuh. Sesudah itu kembali memutari Nabi. Nabi memanggil sahabat-sahabatnya yang lari cerai-berai
“Ayyuhan Nas, mau kemana kalian ? Wahai orang-orang yang ikut baiat al-Ridwan! Wahai, orang-orang yang kepadanya diturunkan surat Al-Baqarah! Wahai orang-orang yang berbaiat di bawah pohon…! “
Orang-orang Madinah yang gagah berani segera sadar akan diri mereka! Dan ingat bahwa hingga saat ini mereka adalah tulang punggung Nabi. Kini Nabi memanggil mereka di tengah 12.000 orang prajurit, dua ribu diantaranya adalah kaum kerabatnya. Mereka segera menghambur ke arah Nabi menyambut panggilannya dengan, “Labbaik, Labbaik… Kami datang, kami datang…!”
Pasukan Islam kembali memenangkan pertempuran, peran individual Muhammad dalam menyampaikan risalah agungnya telah selesai, dan kini tidak bisa tidak di harus melihat pasukannya, untuk kesekian kalinya, mengingat dan mengenang kembali pelajaran yang telah diberikannya selama dua puluh tiga tahun, agar di bisa mengevaluasi dan menelitinya kembali.
NabiMuhammad SAW merupakan utusan Allahyang terakhir. Beliau bagaikan baju terbaik yang pertama kali dibuat oleh Allah SWT yang akan dipakai terakhir kali yaitu sebagai Utusan Allah yang terakhir dan terbaik. Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44) seperti halnya Nabi Musa yang diutus Allah kepada kaum Bani Israil.
Sedangkan persamaannya dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan Tauhid, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah atau diibadahi itu hanyalah Allah (QS 21:25).
VII. Haji Wada
Tahun kesebelas Hijrah, haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik pun yang ikut didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang berkumpul di Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke Makkah, dan .. sekaligus inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji meninggalkan Madinah tanggal 25 Dzulqadah , Nabi disertai semua isterinya, menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan Ihram sepanjang Subuh, dan mulai bergerak… seluruh padang terisi gema suara mereka yang mengucapkan, “
“Labbaik, Allahumma labaik… Labbaik, la syarika laka, ! Aku datang memenuhi panggilanmu, Allahumma, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu…Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu… Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu…Langit. “
Hingga hari itu, belum pernah menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada saat itu. Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan perempuan dibawah sengatan Matahari yang amat terik dan di padang pasir yang sebelumnya tak pernah dikenal orang bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan manusia. Dan sejarah, adalah kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang cerita yang membacakan hikayat-hikayat Firaun, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali melihat Muhammad dan orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh sekali. Pasukan apa ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan pengikut-pengikutnya pun demikian pula. Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa penguasa itu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia tak bisa menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, Kabah dan Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah diantarkan kepada Maksud.
Matahari tepat di tengah siang hari itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruh cahayannya yang memakar ke atas kepala semua orang. Nabi berdiri di depan lebih dari 100.000 orang. Laki-laki dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya, Rosulullah berkata,Tahukah kalian, bulan apa ini ?
Mereka serentak menjawab,Bulan Haram! …..
…Ayyuhan Nas, camkan baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak lagi akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk selama-lamanya… Ayyuhan Nas, sesungguhnya darah dan hartamu adalah haram bagimu hingga kalian menemui Tuhanmu sebagaimana diharamkannya hari dan bulanmu ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan menemui Tuhanmu dan ditanya tentang amal-amalmu. Sungguh, aku telah sampaikan hal ini. Maka, barangsiapa yang masih mempunyai amanat, hendaknya segera disampaikan kepada orang yang berhak menerimanya…..
Akar-akar syirik telah dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi sebuah kota suci bagi kaum muslim, tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh penjuru dunia, dengan menggunakan pakaian yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada perbedaan, baik kaya, miskin, raja, rakyat, semuanya sama dihadapan Tuhan, yang membedakannya adalah takwa.
Muhammad telah melaksanakan tugasnya, dan sekarang beliau berada di pembaringan, Nabi membuka mata seraya berkata kepada putrinya dengan suara pelan Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berpaling ke belakang, maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
VIII. Kronologi Sejarah Nabi Muhammad S.A.W

Kronologi adalah urutan waktu terjadinya suatu peristiwa. Berikut ini tanggal dan lokasi penting dalam hidup Muhammad (tahun dalam Masehi) di kutip dari Wikipedia Indonesia.
569 Meninggalnya ayah, Abdullah
570 Tanggal lahir (perkiraan), 20 April: Makkah
570 Tahun Gajah, gagalnya Abrahah menyerang Mekkah
576 Meninggalnya ibu, Aminah
578 Meninggalnya kakek, Abdul Muthalib
583 Melakukan perjalanan dagang ke Suriah
595 Bertemu dan menikah dengan Khadijah
610 Wahyu pertama turun: Makkah
610 Ditunjuk sebagai Nabi: Makkah
613 Memulai menyebarkan Islam kepada umum: Makkah
614 Mendapatkan pengikut: Makkah
615 Hijrah pertama ke Habsyah
616 Boikot Quraish terhadap Bani Hasyim dan Muhammad mulai
619 Boikot Quraish terhadap Bani Hasyim dan Muhammad selesai
619 Tahun kesedihan: Khadijah dan Abu Thalib meninngal
620 Isra’ dan Mi’raj
621 Bai’at Aqabah pertama
622 Bai’at Aqabah kedua
622 Hijrah ke Madinah
624 Pertempuran Badar
624 Pengusiran Bani Qaynuqa
625 Pertempuran Uhud
625 Pengusiran Bani Nadir
626 Penyerangan ke Dumat al-Jandal: Suriah
627 Pertempuran Khandak
627 Penghancuran Bani Quraizhah
628 Perjanjian Hudaybiyah
628 Melakukan umrah ke Ka’bah
628 Pertempuran Khaybar
629 Melakukan ibadah haji
629 Pertempuran Mu’tah
630 Pembukaan Kota Makkah
630 Pertempuran Hunain
630 Pendudukan Thaif
631 Menguasai sebagian besar Jazirah Arab
632 Pertempuran Tabuk
632 Haji Wada’
632 Meninggal (8 Juni): Madinah